Sabtu, 17 Juli 2010

Hutan Wanagama, Perintis Keberhasilan Pembelukaran

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Penghijauan dengan Konsep Pembelukaran di Hutan Wanagama, Gunung Kidul, DIY telah diadopsi dan menjadi rujukan penghijauan bagi daerah tandus lainnya. Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada sebagai pengelola Hutan Wanagama, sedang menata ulang kawasan hutan seluas 600 hektar ini agar lebih menarik untuk wisata.
Penataan ulang Hutan Wanagama, antara lain dilakukan dengan memindahkan pintu masuk sehingga lebih mudah diakses masyarakat. Pintu masuk baru ini diharapkan juga bisa kembali menghidupkan satu-satunya Museum Kayu di Indonesia yang terletak di Hutan Wanagama dan selama ini cenderung telantar.
Dekan Fakultas Kehutanan UGM M. Naim mengungkapkan Hutan Wanagama berkontribusi besar untuk p endidikan dan penelitian. Selain fungsi akademis, Hutan Wanagama pun dimanfaatkan sebagai obyek wisata. Beberapa kemenarikan H utan Wanagama adalah kehadiran air terjun, lebih dari lima mata air yang tidak kering sepanjang tahun, serta kerimbunan lebih dari 100 jenis pohon.
Pada awal pembangunannya, Wanagama merupakan bukit gundul yang tandus dan kering. Kehidupan di lokasi ini dimulai ketika tim dari Fakultas Kehutanan UGM melakukan penghijauan dengan teori pembelukaran. Mereka me nanam sebanyak mungkin jenis tanaman pionir yang mampu memperbaiki kondisi tanah, tata air, dan iklim mikro.
Tanam pionir yang didominasi jenis legum memiliki kemampuan mengikat nitrogen di udara sehingga sanggup menyuburkan tanah. Kesuburan tanah juga didongkrak dari tumpukan biomassa humus yang berasal dari pembusukan daun. Hasil dari teori pembelukaran ini baru bisa dinikmati setelah kurun waktu 10-15 tahun.
"Keberhasilan penghijauan di Hutan Wanagama Gunung Kidul mendorong UGM untuk mengembangkan penghijauan seluas 20.000 hektar di Hutan Wanagama II Jambi yang bertipe tropis basah. Hutan Wanagama III bertipe hutan monsoon juga dibangun di Ngawi. Hutan Wanagama menjadi spirit untuk kegiatan pembangunan kehutan an di wilayah lain. Dari Wanagama, kita membangun Indonesia," ujar Naim.
YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Penghijauan dengan Konsep Pembelukaran di Hutan Wanagama, Gunung Kidul, DIY telah diadopsi dan menjadi rujukan penghijauan bagi daerah tandus lainnya. Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada sebagai pengelola Hutan Wanagama, sedang menata ulang kawasan hutan seluas 600 hektar ini agar lebih menarik untuk wisata.
Penataan ulang Hutan Wanagama, antara lain dilakukan dengan memindahkan pintu masuk sehingga lebih mudah diakses masyarakat. Pintu masuk baru ini diharapkan juga bisa kembali menghidupkan satu-satunya Museum Kayu di Indonesia yang terletak di Hutan Wanagama dan selama ini cenderung telantar.
Dekan Fakultas Kehutanan UGM M. Naim mengungkapkan Hutan Wanagama berkontribusi besar untuk p endidikan dan penelitian. Selain fungsi akademis, Hutan Wanagama pun dimanfaatkan sebagai obyek wisata.
Beberapa kemenarikan H utan Wanagama adalah kehadiran air terjun, lebih dari lima mata air yang tidak kering sepanjang tahun, serta kerimbunan lebih dari 100 jenis pohon.Pada awal pembangunannya, Wanagama merupakan bukit gundul yang tandus dan kering.
Kehidupan di lokasi ini dimulai ketika tim dari Fakultas Kehutanan UGM melakukan penghijauan dengan teori pembelukaran. Mereka me nanam sebanyak mungkin jenis tanaman pionir yang mampu memperbaiki kondisi tanah, tata air, dan iklim mikro.
Tanam pionir yang didominasi jenis legum memiliki kemampuan mengikat nitrogen di udara sehingga sanggup menyuburkan tanah. Kesuburan tanah juga didongkrak dari tumpukan biomassa humus yang berasal dari pembusukan daun. Hasil dari teori pembelukaran ini baru bisa dinikmati setelah kurun waktu 10-15 tahun.
"Keberhasilan penghijauan di Hutan Wanagama Gunung Kidul mendorong UGM untuk mengembangkan penghijauan seluas 20.000 hektar di Hutan Wanagama II Jambi yang bertipe tropis basah. Hutan Wanagama III bertipe hutan monsoon juga dibangun di Ngawi. Hutan Wanagama menjadi spirit untuk kegiatan pembangunan kehutan an di wilayah lain. Dari Wanagama, kita membangun Indonesia," ujar Naim.
(kompas)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Design By:
SkinCorner