Senin, 21 Juni 2010

Pendahuluan- Keanekaragaman Hayati


Alam memiliki sumber alam hayati beraneka ragam. Semakin beragam kekayaan hayati alami, semakin berharga dan bermakna bagi manusia. Tetapi justru keanekaragaman kekayaan hayati alami ini dihancurkan oleh manusia. Hutan alami diratakan untuk perkebunan monokultur. Ekosistem sungai yang mengalir lincah dibendung untuk dialirkan mengairi tanah kering bagi pertanian. Binatang liar diburu dan dibunuh untuk daging, kulit, dsb.
Dengan kenyataan dan orientasi pembangunan seperti ini, maka kenyataan alam hayati tidak lagi dilihat sebagai rahmat Allah yang perlu dipelihara, tetapi sebaliknya menjadi incaran untuk dieksploitasi dengan sains dan teknologinya. Tumbuhlah perilaku negara maju dalam menghadapi kekayaan alam hayati yang masih ada di negara berkembang, seperti yang sudah dijalankannya di negaranya sendiri, yakni menjadi objek eksploitasi manusia, merombak kekayaan alam hayati menjadi barang, bahan dan produk .
Kekayaan alam hayati kini terdapat terutama dinegara berkembang. Brazil di Amerika Selatan, Indonesia di Asia dan Zaire di Afrika adalah tiga negara yang memiliki kekayaan alam hayati terbanyak di dunia. Ketiga negara itu terletak di khatulistiwa dengan curah hujan dan iklim yang serupa.
Indonesia menduduki posisi keanekaragaman alam hayati di dunia tingkat pertama untuk tumbuh-tumbuhan plamae dan untuk jenis burung paruh bengkok.
Sungguhpun negara berkembang, seperti Brazil, Zaire dan Indonesia, memiliki keanekaragaman alam hayati terkaya di dunia, namun negara-negara ini belum memiliki kemampuan sains-teknologi untuk mengembangkannya menjadi motor penggerak pembangunan. Komponen sains-teknologi berada di negara maju yang umumnya hanya bersedia mengembangkannya di negara berkembang dengan prinsip hak cipta (intelekctual property rights). Ini berarti negara bekembang harus membeli sains-teknologi negara maju agar bisa memanfaatkan kekayaan alam hayatinya sendiri L. Sementara itu negara berkembang perlu membangun guna memenuhi kebutuhan masyarakatnya akan pangan, sandang, pendidikan, kesehatan,dll.
Padahal kekayaan alam hayati ini memiliki makna dan nilai besar di masa depan. Indonesia memiliki hutan utuh di Taman Nasional Lauser Aceh, Hutan gambut di Riau dan Kalimantan Tengah, hutan belantara di Papua. Masalahnya bahwa kita, baik pejabat Pemerintah, pengusaha ataupun masyarakat awam umumnya tidak mengetahui apa itu kekayaan alam hayati, mengapa keanekaragamannya penting, apa kedudukan Indonesia dalam peringkat dunia dalam keunggulan keaneka-ragaman hayati, apa manfaatnya bagi Indonesia di masa depan?
edit from Melestarikan Hutan Indonesia- Jatna Supriyatna
@Prof Dr. Emil Salim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Design By:
SkinCorner